Protein adalah penyusun kurang lebih 50% berat kering organisme.Protein bukan hanya sekedaar bahan simpanan atau baha struktural,seperti karbohidrat dan lemak.Tetapi juga berperan penting dalam fungsi kehidupan.Ada yang bilang protein dibutuhkan otot untuk tumbuh dan berkembang. Namun ada juga yang berpendapat, makan protein secara berlebihan tidak membantu membangun dan memperkuat otot. Otot hanya bisa dibentuk jadi besar melalui latihan yang intensif. Semua antara isapan jempol dan acungan jempol. Cek dulu kebenaranya.
Mitos: Banyak makan protein lebih cepat
membangun otot.
Fakta: Protein adalah zat gizi utama untuk
membangun otot, namun juga berfungsi sebagai penghasil energi. Jika dikonsumsi
lebih banyak dari yang dibutuhkan, maka kelebihan protein akan disimpan dalam
bentuk lemak tubuh. Bukan otot yang tambah besar tetapi badan jadi gemuk.
Mitos: Tubuh yang ideal memerlukan lebih banyak
protein.
Fakta: Tubuh hanya butuh 50 s/d 80 gram protein
per hari. Riset membuktikan bahwa kebutuhan protein tidak meningkat secara
mencolok saat berolahraga. Latihan justru akan menghabiskan glikogen,
bukan protein.
Mitos: Makanan sumber protein adalah makanan
terbaik sebelum berlatih.
Fakta: Protein adalah zat gizi yang lebih
cepat dicerna ketimbang lemak, namun lebih lama dicerna dibanding karbohidrat.
Jika sebelumnya Anda mengonsumsi makanan sumber protein, saat berlatih
dikhawatirkan masih ada makanan di lambung yang dapat menyebabkan oksigen tubuh
berada di sekitar lambung, sehingga hasil latihan tidak maksimal.
Jadi makanan berprotein bukanlah sebagai sumber energi terbaik yang diperlukan
saat berlatih.
Mitos: Telur mentah atau yang setengah matang
berkhasiat untuk pembentukan otot.
Fakta: Telur mentah atau yang setengah
matang merupakan telur yang belum siap untuk dicerna karena ikatan proteinnya
masih begitu kuat sehingga sulit dipecah menjadi asam amino. Pembentukan otot
sendiri mesti didukung oleh ketersediaan asam amino. Waspadai juga adanya
bakteri pada makanan yang mentah atau setengah matang yang jadi penyebab
munculnya berbagai penyakit - seperti tifus dan flu burung.
Mitos: Telur adalah sumber protein terbaik.
Fakta: Putih telur memang mengandung
protein, namun kuning telur selain mengandung protein juga mengandung
kolesterol dan lemak. Mengonsumsi telur dalam jumlah berlebihan akan
meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh sehingga memicu munculnya penyakit
jantung dan pembuluh darah.
Mitos: Terlalu banyak konsumsi protein akan
merusak ginjal
Fakta: Konsumsi protein berlebih yang tidak
dibarengi dengan latihan otot dan konsumsi air putih yang cukup,
dapat mempengaruhi kesehatan ginjal. Sesuaikan kebutuhan protein
dengan intensitas latihan yang Anda lakukan.
Mitos: Susu tinggi protein baik dikonsumsi untuk
pembentukan otot tubuh.
Fakta: Selain mengandung protein tinggi,
produk susu yang diperuntukkan untuk membangun otot juga mengandung kreatinin
yang tinggi. Protein yang berlebihan dapat
mempengaruhi kesehatan ginjal, sedangkan kreatinin tinggi selain
merangsang pertumbuhan otot, juga dapat menambah berat badan dan meningkatkan
retensi cairan. Untuk itu sesuaikan dengan latihan yang sedang
dilakukan.
Mitos: Suplemen protein diperlukan untuk
pertumbuhan otot maksimal.
Fakta: Suplemen protein dibutuhkan jika
Anda tidak mampu memenuhi kebutuhan protein dari makanan alami. Konsumsi
suplemen tanpa disertai pola makan dan latihan yang tepat tidak akan
menghasilkan manfaat yang berarti. Suplemen hanya berperan memaksimalkan apa
yang telah Anda perjuangkan melalui pola makan dan latihan.
Mitos: Protein hewani lebih baik daripada
protein nabati.
Fakta: Protein hewani memang mempunyai
nilai biologis tinggi, namun kualitas protein juga ditentukan oleh jenis asam
amino yang dikandungnya. Tidak ada jenis sumber protein yang punya kandungan
asam amino lengkap. Asam amino lengkap hanya diperoleh dengan cara mengonsumsi
makanan sumber protein yang bervariasi, dari hewani maupun atau nabati.
Mitos: Protein bikin gemuk
Fakta: Banyak makanan sumber protein yang mengandung lemak
tinggi. Sebelum makan usahakan untuk menghilangkan kandungan lemaknya dulu.
Misalnya mengonsumsi ayam tanpa kulit, mengonsumsi daging dengan membuang
lemak-lemak dipermukaannya. Kurangi asupan karbohidrat jika asupan protein
tinggi dan tingkatkan intensitas latihannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar