Jumat, 22 November 2013

Mitos dan Fakta Tentang Protein



Protein
 adalah penyusun kurang lebih 50% berat kering organisme.Protein bukan hanya sekedaar bahan simpanan atau baha struktural,seperti karbohidrat dan lemak.Tetapi juga berperan penting dalam fungsi kehidupan.Ada yang bilang protein dibutuhkan otot untuk tumbuh dan berkembang. Namun ada juga yang berpendapat, makan protein secara berlebihan tidak membantu membangun dan memperkuat otot. Otot hanya bisa dibentuk jadi besar melalui latihan yang intensif. Semua antara isapan jempol dan acungan jempol. Cek dulu kebenaranya. 
Mitos: Banyak makan protein lebih cepat membangun otot.
Fakta: Protein adalah zat gizi utama untuk membangun otot, namun juga berfungsi sebagai penghasil energi. Jika dikonsumsi lebih banyak dari yang dibutuhkan, maka kelebihan protein akan disimpan dalam bentuk lemak tubuh. Bukan otot yang tambah besar tetapi badan jadi gemuk. 
Mitos: Tubuh yang ideal memerlukan lebih banyak protein.
Fakta: Tubuh hanya butuh 50 s/d 80 gram protein per hari. Riset membuktikan bahwa kebutuhan protein tidak meningkat secara mencolok saat berolahraga. Latihan justru akan menghabiskan glikogen, bukan protein.
Mitos: Makanan sumber protein adalah makanan terbaik sebelum berlatih.
Fakta: Protein adalah zat gizi yang lebih cepat dicerna ketimbang lemak, namun lebih lama dicerna dibanding karbohidrat. Jika sebelumnya Anda mengonsumsi makanan sumber protein, saat berlatih dikhawatirkan masih ada makanan di lambung yang dapat menyebabkan oksigen tubuh berada di sekitar lambung, sehingga hasil latihan tidak maksimal. Jadi makanan berprotein bukanlah sebagai sumber energi terbaik yang diperlukan saat berlatih.
Mitos: Telur mentah atau yang setengah matang berkhasiat untuk pembentukan otot.
Fakta: Telur mentah atau yang setengah matang merupakan telur yang belum siap untuk dicerna karena ikatan proteinnya masih begitu kuat sehingga sulit dipecah menjadi asam amino. Pembentukan otot sendiri mesti didukung oleh ketersediaan asam amino. Waspadai juga adanya bakteri pada makanan yang mentah atau setengah matang yang jadi penyebab munculnya berbagai penyakit - seperti tifus dan flu burung.
Mitos: Telur adalah sumber protein terbaik.
Fakta: Putih telur memang mengandung protein, namun kuning telur selain mengandung protein juga mengandung kolesterol dan lemak. Mengonsumsi telur dalam jumlah berlebihan akan meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh sehingga memicu munculnya penyakit jantung dan pembuluh darah.
Mitos: Terlalu banyak konsumsi protein akan merusak ginjal
Fakta: Konsumsi protein berlebih yang tidak dibarengi dengan latihan otot dan konsumsi air putih yang cukup, dapat mempengaruhi kesehatan ginjal. Sesuaikan kebutuhan protein dengan intensitas latihan yang Anda lakukan.
Mitos: Susu tinggi protein baik dikonsumsi untuk pembentukan otot tubuh.
Fakta: Selain mengandung protein tinggi, produk susu yang diperuntukkan untuk membangun otot juga mengandung kreatinin yang tinggi. Protein yang berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan ginjal, sedangkan kreatinin tinggi selain merangsang pertumbuhan otot, juga dapat menambah berat badan dan meningkatkan retensi cairan. Untuk itu sesuaikan dengan  latihan yang sedang dilakukan.
Mitos: Suplemen protein diperlukan untuk pertumbuhan otot maksimal.
Fakta: Suplemen protein dibutuhkan jika Anda tidak mampu memenuhi kebutuhan protein dari makanan alami. Konsumsi suplemen tanpa disertai pola makan dan latihan yang tepat tidak akan menghasilkan manfaat yang berarti. Suplemen hanya berperan memaksimalkan apa yang telah Anda perjuangkan melalui pola makan dan latihan.
Mitos: Protein hewani lebih baik daripada protein nabati.
Fakta: Protein hewani memang mempunyai nilai biologis tinggi, namun kualitas protein juga ditentukan oleh jenis asam amino yang dikandungnya. Tidak ada jenis sumber protein yang punya kandungan asam amino lengkap. Asam amino lengkap hanya diperoleh dengan cara mengonsumsi makanan sumber protein yang bervariasi, dari hewani maupun atau nabati.
Mitos: Protein bikin gemuk
Fakta: Banyak makanan sumber protein yang mengandung lemak tinggi. Sebelum makan usahakan untuk menghilangkan kandungan lemaknya dulu. Misalnya mengonsumsi ayam tanpa kulit, mengonsumsi daging dengan membuang lemak-lemak dipermukaannya. Kurangi asupan karbohidrat jika asupan protein tinggi dan tingkatkan intensitas latihannya.





Selasa, 19 November 2013

Penyebabnya Berat Badan Tak Turun Meskipun Sudah Diet

Penurunan berat badan meskipun sedikit bisa memberikan pengaruh positif terhadap komitmen seseorang menjalani program diet. Lantas apa yang mungkin bisa menjadi penyebab berat badan tak juga turun meskipun sudah berusaha diet?
1. Terlalu banyak mengonsumsi makanan sehat
Meskipun kacang-kacangan, alpukat, roti gandum dan minyak zaitun tergolong dalam makanan sehat, namun mereka tetap mengandung kalori. Mengonsumsinya memang akan memberikan manfaat sehat, tetapi ingat bahwa Anda masih tetap perlu membatasi konsumsinya.
2. Melewatkan sarapan
Melewatkan sarapan akan membuat tubuh Anda 'bertahan' pada lemak. Orang yang sarapan secara teratur lebih berpotensi untuk bisa menurunkan berat badan. Jadi, pastikan Anda menyempatkan diri untuk sarapan setiap pagi untuk meningkatkan metabolisme tubuh.
3. Tidak mengontrol porsi
Kontrol porsi adalah salah satu kunci penting untuk mendapatkan diet yang seimbang. Itulah sebabnya mengapa penting untuk membiasakan diri menghitung kalori dan membatasi diri jika memang makanan yang Anda makan sudah cukup. Jangan memaksakan diri tetap makan meskipun Anda sudah merasa cukup kenyang.
4. Makan sambil berdiri
Makan sambil berdiri merupakan salah satu cara makan yang tidak sehat. Usahakan untuk menyediakan waktu khusus untuk makan dan lakukan sambil duduk sampai makanan tersebut habis.
5. Tidak cukup tidur
Jika Anda sedang dalam usaha penurunan berat badan, maka cukup tidur setidaknya tujuh jam setiap malam adalah mutlak. Istirahat dan tidur akan membantu memulihkan energi dalam tubuh, sehingga melewatkannya akan mempengaruhi kemampuan tubuh Anda untuk mengontrol nafsu makan.
6. 'Memanjakan' diri dengan makanan rendah lemak
Hati-hati, kemasan makanan berkalori rendah dan makanan rendah lemak (low fat food) bisa menipu. Sebab faktanya mereka juga mengandung bahan kimia tambahan seperti gula atau sodium ekstra. Tak hanya kurang bergizi, makanan jenis ini pada akhirnya membuat Anda menjadi makan dengan porsi yang justru lebih banyak.
7. Kurang makan sayuran
Lima sampai tujuh porsi harian buah dan sayuran sangat penting untuk semua orang. Serat yang banyak terkandung di dalamnya akan membuat tubuh merasa kenyang lebih lama, sehingga akan lebih terasa manfaatnya pada mereka yang sedang berusaha menurunkan berat badan.






Senin, 04 November 2013

Cara Makan Sehat



Jika sudah terlanjur menjadi kebiasaan, cara makan yang tidak sehat akan sulit diubah. Karena itu, untuk mencegah kegemukan dan berbagai komplikasinya, cara makan yang sehat berikut ini harus mulai dibiasakan sejak masih anak-anak.

Beberapa mitos yang salah sering memicu kebiasaan atau pola makan yang tidak sehat pada anak-anak. Salah satu contohnya adalah banyak orangtua menganggap sarapan sebelum berangkat sekolah tidak penting karena bisa bikin anak-anak cepat gemuk.

Tidak ada penelitian yang membuktikan bahwa sarapan bikin gemuk. Justru dengan sarapan, konsentrasi anak di sekolah lebih bagus sehingga prestasi belajarnya meningkat.

Pola makan yang benar dan sehat untuk anak menurut Dr Tati, demikian ia biasa disapa, adalah sebagai berikut.

1. Jadwal makan yang teratur
Sejak kecil, anak harus dibiasakan untuk makan sebelum merasa lapar dan berhenti sebelum benar-benar kenyang. Jadwal makan sebisa mungkin harus teratur dan jangan melewatkan jadwal makan terutama makan pagi.

2. Makan porsi kecil namun sering
Hindari makan dalam porsi berlebihan, karena akan membebani sistem pencernaan dan bisa memicu gangguan metabolisme. Pola makan yang lebih sehat adalah makan sedikit-sedikit tetapi sering.

3. Hindari makan sambil beraktivitas
Seperti ketika sedang belajar, anak-anak juga harus menjaga konsentrasi saat makan. Usahakan tidak makan sambil nonton TV, membaca buku atau bercanda dengan teman-teman karena hal itu bisa rasa lapar cepat datang kembali

4. Makanan harus dikunyah sempurna
Pada dasarnya, mengunyah makanan merupakan proses pencernaan fisik yang masih akan dilanjutkan dengan pencernaan kimiawi oleh enzim-enzim di lambung dan usus. Jangan terburu-buru, karena pencernaan fisik yang sempurna di mulut akan sangat meringankan kerja enzim.

5. Imbangi dengan olahraga dan aktivitas fisik
Kegemukan pada anak dipicu oleh ketidakseimbangan antara asupan kalori dalam makanan dengan pembakarannya melalui aktivitas fisik. Makin banyak porsi makan, olahraga atau permainan fisik harus ditingkatkan sedangkan nonton TV dan bermain video game harus dikurangi.

Sementara untuk snack atau makanan ringan, Dr Tati menganjurkan agar tidak mengonsumsi jenis makanan yang banyak mengandung kalori, garam dan lemak. Ketiga komponen ini bisa memicu berbagai penyakit seperti obesitas, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, kanker dan diabetes.

Burger dan gorengan tidak dianjurkan karena tinggi lemak dan kalori, sementara yang lebih sehat adalah buah, roti gandum dan kacang-kacangan. Susu juga sehat, namun harus dipilih yang rendah lemak dan laktosa agar tidak menyebabkan kegemukan.

"Hasil riset kami menunjukkan bahwa salah satu sumber utama asupan gula berlebih pada anak adalah susu," ungkap Dr Tati dalam acara parenting classbertema Memilih Jajanan Anak dan Nutrisi yang Sehat,